Laporan Pemeriksaan Logam Berat pada Makanan As dan Pb PMM-A


Dosen              : Khiki Purnawati Kasim, S.ST., M.Kes
Mata Kuliah     : PMM-A (Penyehatan Makanan dan Minuman – A)

 LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM BERAT PADA MAKANAN ARSEN DAN TIMBAL


Disusun Oleh  :
Nama               : Yosi Anjas Ningrum
Tingkat            : II.A / D.IV
NIM                : PO714221151041
 Kelompok 3

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017



       A.    Latar Belakang
Logam secara alami terdapat di alam. Jumlahnya semakin meningkat dan mampu mencemari lingkungan dengan semakin meningkatnya proses indrustrialisasi yang tidak dapat dipungkiri pertkembangannya yang pesat.
Pemeriksaan logam berat pada makanan yaitu mengambil parameter Arsen (As) dan Timbal (Pb). Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami dengan nomor atom 33, berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan, yaitu kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi-logam, dan mudah patah.sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berpa substansi inorganic atau dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia.
Arsen adalah salah satu logamtoksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, tetapi lebih bersifat non logam. Arsen tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa arsen tidak bisa larut diperairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Di sedimen inilah akan terjadi pendangkalan pada sebuah perairan sehingga biota yang hidup pada sebuah perairan sehingga biota yang hidup pada perairan berisiko terindikasi arsen.
Timbal (Pb) adalah logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumidan tersebar melalui prose salami dan berasal dari berbagai kegiatan manusia. Timbal yang berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan timbale alami.
Timbal merupakan logam yang bersifat toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar timbal. Intoksikasi timbal bisa terjadi melaluijalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit maupun mata. Pencemaran timbal pada lingkungan maupun pada makanan memicu untuk mengindikasi adanya timbale pada makanan dan faktor yang menjadikan adanya tingkat pencemaran timbal.


      B.     Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan arsen (As) dan timbal (Pb) pada makanan.

      C.    Prosedur Kerja
      1.        Arsen (As)
Metode yang digunakan adalah kolorimetri. Kolorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna.
1)      Alat  :
a.       Gelas ukur 
b.      Erlenmeyer 
c.       Arsenic test : Kertas arsenic test 
                           Botol arsenic test 
d.      Timbangan digital 
e.       Gelas ukur 5 ml 
f.       Mortar dan pastle

2)      Bahan :
a.       Sampel udang
b.      Aquades
c.       Arsenic test  :  Reagen arsen (1)
Reagen arsen (2)

3)      Cara kerja :
1.      Timbang sampel udang sebanyak 10 gr
2.      Ambil aquadest di simpan pada erlenmeyer  
3.      Kemudian haluskan sampel udang dengan menggunakan mortal dan pastle,berikan aquades sedikit demi sedikit hingga halus,tambahkan aqudest sebanyak 50 ml dan haluskan sampai halus secara merata.
4.      Setelah halus masukkan pada gelas ukur sebanyak 50 ml, kemudian masukkan ke gelas ukur yang berukuran 5 ml.
5.       Setelah itu masukkan ke botol arsenic test
6.      Masukkan bubuk reagen arsen (1) dan arsen (2) masing – masing 1 sendok, kemudian homogenkan.
7.      Masukkan kertas arsenic test pada botol arsenic test dan diamkan selama 20 menit.
8.      Setelah 20 menit , baca hasilnya.
      2.       Timbal (Pb)
Metode yang digunakan adalah spektrofotometri dengan menggunakan alat Spectroquant Nova. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube. Spectroquant Nova 60 adalah salah satu portable water analyzer yang sekarang banyak digunakan untuk analisa air baik untuk air minum, air bersih, air proses produksi atau air limbah.
1)      Alat :
a.       Gelas ukur
b.      Erlenmeyer
c.       Timbangan digital
d.      Spectroquant nova 60
e.       Gelas ukur 5 ml
f.       Mortal dan pastle

2)      Bahan :
a.       Kue pukis
b.      Aquades
c.       Reagen pb

3)      Cara kerja :
1.      Timbang kukis sebanyak 10 gr
2.      Ambil aqudest sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur
3.      Kemudian haluskan sampel dengan menggunakan mortal dan pastle
4.      Berikan aquades sedikit demi sedikit sebanyak 50 ml hingga halus
5.      Masukkan sampel kukis sebanyak 5 ml dan simpan kembali ke dalam gelas ukur 50 ml dan di aduk.
6.      Kemudian reagen pb sebanyak 3 tetes dan masukkan sampel pada Spectroquant nova 60
7.      Baca hasil.




      D.    Hasil
     1.        Arsen (As)
Nama Pengambil         : Yosi Anjas Ningrum
Sampel                        : Udang
Tempat/asal                 : Pnmp (Pelelongan ikan/laut)
Tanggal/waktu             : 2 April 2017/18.30 WITA
Jumlah/hasil pemeriksaan As : 0,02 mg/l
     2.        Timbal (Pb) 
            Nama Pengambil         : Yosi Anjas Ningrum
            Sampel                        : Kue pukis
            Tempat/asal                 : Pnmp (sekitar pasar)
            Tanggal/waktu             : 3 April 2017/06.30 WITA
            Jumlah/hasil pemeriksaan Pb  1,476 mg/l x 5 (pengenceran) = 7,38 mg/l

        E.     Pembahasan
     1.        Arsen (As)
Pemeriksaan kadar arsen pada sampel udang yang merupakan biota laut. Terdeteksi ada kandungan arsen sekitar 0,02 mg/l. Kadar arsen yang terdeteksi pada sampel udang dipengaruhi oleh tingkat pencemaran pada sumber, tempat hidup, atau perairannya. Di sekitar tempat atau lokasi sampel terdapat industri perkapalan.
Pelepasan arsen ke air sebagian besar dibebaskan melalui proses alami saat perubahan cuaca serta kegiatan industri, pencucian tanah dan aktivitas penduduk urban, itu untuk perkiraan faktor pertama. Sedangkan faktor yang kedua adalah sampel udang terkontaminasi oleh arsen pada saat proses bongkar muat atau perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Mengingat pencemaran arsen dapat berasal dari mana saja, maka lebih banyak kemungkinan sumber pencemar yang mempengaruhi ada tidaknya kadar arsen pada sampel.
Acceptable Daily Intake (ADI) berdasarkan FAO dan WHO, maksimum pengambilan As dalam makananyang diizinkan adalah sebesar 2 µg/hari/kg berat badan. USA menetapkan jumlah kadar arsen dalam makanan yang bias dikonsumsi kurang dari 0,04 mg/hari makanan seafood, sedangkan jumlah kadar total arsen yang dapat dikonsumsi sebesar 0,2 mg/hari. Total pengambilan arsen dari makanan tanpa adanya paparan arsen asal industri sebaiknya kurang dari 0,3 mg/hari.
Toksisitas arsen Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair. Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian.
     2.        Timbal (Pb)
Pemeriksaan kadar timbal pada samppel kue kukis. Terdeteksi adanya kandungan timbal yaitu sekitar 0,02 mg/l. Terdeteksinya kadar timbal pada makanan dipengaruhi oleh faktor lokasi atau tempat dijualnya sampel kue kukis yaitu di pasar dengan padatnya orang yang berlalu lalang/ aktivitas manusia yang dapat menjadi salah satu pencemar timbal.
Untuk faktor yang kedua yaitu makanan dan minuman yang tercemar timbal berasal dari kontak dengan udara, air sebagai bahan yang tercemar Pb, kontak dengan wadah alat yang mengandung Pb (pipa, kaleng dipatri, wadah keramik berglasur), serta kontak dengan cat yang mengandung timbal.
Faktor yang ketiga adalah food handle atau yang menangani makanan tersebut yang memungkinkan food handle tersebut kondisi hygiene yang tidak baik sehingga dapat mencemari makanan yang diolah.
Toksisitas timbal, timbal masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, diserap dan diedarkan melalui darah dan terakumulasi dalam hati, pankreas, dan tulang. Dalam beberapa kondisi rata-rata Pb diambil 300 μg dari makanan padat, 20 μg cairan dan 10-100 μg dari udara. Bila timbal terakumulasi dalam tubuh manusia, dapat meracuni atau merusak fungsi mental, perilaku, dan anemia. Apabila tingkat keracunan yang lebih berat dapat menyebabkan muntah-muntah serta kerusakan yang serius pada sistem saraf dan memungkinkan gangguan dalam sistem otak.
       F.     Kesimpulan
     1.        Arsen (As)
Setelah melakukan pemeriksaan kadar arsen pada sampel udang. Diketahui pada sampel udang terdapat kandungan arsen sekitar 0,02 mg/l. Jumlah arsen yang terdeteksi berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 7387 : 2009 tidak melebihi batas maksimum standard yang ditentukan yaitu 1,0 mg/kg.

     2.        Timbal (Pb)
Setelah melakukan pemeriksaan kadar timbal pada sampel kue pukis. Diketahui pada sampel kue pukis terdapat kandungan timbal sekitar 7,38 mg/l. Jumlah timbal yang terdeteksi berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 7387 : 2009 melebihi batas maksimum standard yang ditentukan yaitu 1,0 mg/kg.

       G.    Daftar Pustaka
Widowati, Wahyu. Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta. Penerbit ANDI.



Komentar

  1. Alhamdulilah....
    Contoh laporannya bisa saya jadikan referensi untuk tugas...
    Makasih😀😀😀

    BalasHapus
  2. bagus, bisa dijadikan referensi. sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. Contoh laporannya sanģat bermanfaat ...tingkatkan terus ya

    BalasHapus
  4. Hai fitrah syukron atas pertanyaannya begini soal dampaknya bisa dibaca ulang kembali pada pembahasan saya mencantumkan toksisitasnya disitu terdapat bahaya yg ditimbulkan oleh logam berat melalui makanan
    Terima kasih

    BalasHapus
  5. Makasih, referensinya sangat membantu

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas komentarnya, jika ada yang kurang jelas bisa kok ditanyakan insyaa Allah saya akan jawab atau bisa diberi masukan atau kritik dan sarannya..^^
    Syukron

    BalasHapus
  7. Belum jelas bagaimana mekanisme Pb ada di makanan melalui air, udara dan food handler khusus pd sampel yg diperiksa.....anyway...good job!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bu terima kasih masukannya, kedepannya saya perbaiki dan tambahkan untuk mekanismenya^^...

      Hapus
  8. Cukup baik,tapi teknik penulisan daftar pustaka perlu diperhatikan

    BalasHapus
  9. Titanium Header - ITOBIC ARTS
    Titanium headers: ford titanium ecosport The header design oakley titanium sunglasses is designed to provide flexibility to titanium iv chloride make your game easier and solo titanium razor to how much is titanium worth learn, and the design reflects this

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pemeriksaan Usap Alat Makan

Makalah Naegleria Fowleri